View Static Version
Loading

Kesalahan Mengajarkan Membaca Sebelum Belajar Mendengar

Saya membaca di buku Metodologi Pendidikan Islam yang Diterapkan Barat dalam Pendidikan Dasar yang disusun oleh Nia Nuraeni, Lc.,MA., ada sebuah pertanyaan menggelitik. Mengapa ada orang suka ke majlis ta’lim tapi masih suka menghina? Mengapa ada yang berpakaian syar’i tapi tidak membayar hutang? Mengapa suka berpuasa dan tahajjud tapi kelakuannya kurang terpuji? Kadang kala ada kalanya pertanyaan tersebut terlintas dibenak kita.

Manusia Terdiri dari Hardware (Badan) dan Software (Jiwa dan Otak)

Rukun islam yang kita ketahui ada 5: syahadat, sholat, zakat, puasa, haji yang semuanya berhubungan dengan hardware (badan) karena bisa dilihat dengan mata dan didengar telinga. Nah masalahnya sistem pendidikan di Indonesia biasanya lebih fokus pada pembinaan hardware, rukun islam, sebagai ciri keislaman.

Sering ngga kita lihat anak umur 3-4 tahun membaca iqra’ tiap sore mengaji di TPQ. Padahal, rukun islam seharusnya diperintahkan dan diajarkan dari umur 7 tahun. Banyak yang melupakan pembinaan software jiwa dan otak, yaitu ihsan.

Ihsan ialah bahwa engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan kalau engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihat engkau. Maka ihsan adalah ajaran tentang penghayatan akan hadirnya Tuhan dalam hidup, melalui penghayatan diri sebagai sedang menghadap dan berada di depan hadirat-Nya ketika beribadah.

Software otak yaitu iman (rukun iman: iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Kiamat, Qada dan Qadar). Pembinaan ihsan dan iman sebagai pilar agama adalah sangat penting, karena akhlak, adab islami, cara berpikir islami akan nampak apabila hardware dan software telah diinstal dalam jiwa anak.

Puasa, Mengaji, Sholat hanya sebagai rutinitas. Mengapa?

Banyak yang puasa, baca Qur’an dan sholat hanya sebagai rutinitas yang dilakukan oleh keluarga dan masyarakat sekitar. Rutinitas ini dilakukan tanpa menghadirkan rasa nikmat dan syukur kepada Rabbnya. Mengapa?

Karena dari kecil tidak menanamkan kecintaan dulu kepada Allah. Dari kecil tidak diajarkan merasakan kehadiran Allah melalui ciptaan-ciptaaNya. Maka sebelum mengenalkan rukun islam, kenalkan dulu rukun iman. Kenalkan kekuasaan Allah dengan mengenalkan ciptaan Allah seperti bumi, manusia, langit dll. Jadikan ihsan sebagai bagian jiwa. Setelah terbina akal dan jiwa dengan iman dan ihsan maka akan mudah melaksanakan rukun islam dengan kesadarannya sendiri.

Kesalahan Mengajarkan Membaca Sebelum Belajar Mendengar

Menurut Nia Nuraeni, Lc.,MA., dalam penelitiannya menyebutkan TK dan SD Australia menggunakan metode Jolly Phonics untuk mengajarkan anak membaca dan manulis dengan menggunakan pendekatan bottom up process dan top down secara seimbang. Hal ini dengan mulai mengajarkan unit terkecil bunyi untuk persiapan membaca kelak dan memberikan konteks cerita dalam pengajaran huruf.

Anak di bawah 7 tahun fokus pada pengajaran: suara huruf dan mengenal suara melalui kata (vocabularies). Mengapa demikian?

Fungsi Mendengar untuk Anak

Mendengar bisa untuk stimulasi otak anak agar bekerja dan bisa membedakan setiap bunyi yang didengar. Anak juga belajar konsentrasi karena terbiasa mendengar. Selain itu juga mengajarkan memahami respon suara dan perintah. Jadi, tidak diajarkan mengeja tapi diajarkan mendengar. Tidak diajarkan menulis, hanya diajarkan mengenali suara-suara tersebut diberbagai kosa kata yang didengar. Merujuk kepada surat Al Insan, Allah menciptakan telinga (pendengaran) terlebih dahulu daripada penglihatan.

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat." (Al Insan: 2)

Proses Mendengarkan

Mendengarkan sulit untuk dipahami karena mendengar terjadi dari dalam dan dengan sendirinya. Lundsteen (1979) menggambarkan bahwa mendengar sebagai proses berbahasa yang paling misterius.

Mendengarkan merupakan model berbahasa yang pertama dipelajari anak, dan model (seni) dasar bagi seni berbahasa lainnya (Lundsteen, 1979). Bayi-bayi menggunakan mendengarkan untuk mulai proses belajar, memahami dan untuk mengahsilkan bahasa. Pada awal kehidupannya, anak-anak mendengarkan suara di lingkungan sekitarnya, mulai dari menirukan suara, dan membangun pengetahuannya dengan bahasa lisan. Mendengarkan penting dalam belajar membaca. Anak-anak dikenalkan menuliskan bahasa dengan cara mendengarkan serita yang dibacakan orang tuannya.

Tiga langkah-langkah dalam proses mendengarkan yaitu meliputi menerima, memperhatikan, dan memaknai (Wolvin & Coakley, 1985). Langkah pertama, pendengar menerima rangsangan secara lisan atau menggabungkan lisan dan visual yang diberikan oleh pembicara. Kedua, pendengar fokus masuk pada stimuli yang terpilih sementara yang lain diabaikan. Mereka harus bisa menangkap pesan pembicara, fokus pada informasi yang paling penting dalam pesan tersebut. Langkah yang ketiga, pendengar memaknai atau memahami pesan dari pembicara.

Pengaruh Mendengar dalam Membaca dan Menulis

Mendengarkan juga mempengaruhi dalam menulis, sebagaimana penjelasan Hansen (1987) bahwa program menulis dan membaca dimulai dari mendengarkan, dan mendengarkan berperan dalam keseluruhan proses. Mendengarkan adalah hal yang paling digunakan dan mungkin hal yang paling penting dari seni berbahasa.

Para peneliti menemukan bahwa lebih banyak waktu yang dihabiskan anak-anak dan dewasa dalam mendengarkan daripada dalam keseluruhan waktu yang dihabiskan untuk membaca, menulis, dan berbicara (Rankin, 1926; Wilt, 1950; Werner, 1975). Anak-anak dan dewasa menghabiskan kira-kira 50% dari waktu berkomunikasi mereka dengan mendengarkan.

Semoga kita bisa membersamai anak-anak dalam proses belajarnya. Aamiin.

Created By
Lintang Gumilang
Appreciate

Credits:

Created with an image by twinsterphoto - "African American father reading a fairy tale fable story for kids at home. Happy family lying on the floor indoors"

NextPrevious

Anchor link copied.

Report Abuse

If you feel that the content of this page violates the Adobe Terms of Use, you may report this content by filling out this quick form.

To report a copyright violation, please follow the DMCA section in the Terms of Use.